Follow

SIGN UP TO OUR NEWSLETTER

Get notifications from this website

Studi: Kontribusi Perusahaan Teknologi untuk Krisis Iklim Masih Lemah

Rencana untuk menangani krisis iklim yang digaungkan raksasa teknologi tak seagresif kedengarannya. Hal tersebut terungkap dalam penilaian terhadap 25 perusahaan terbesar dunia yang diterbitkan pada Senin (7/2).

Rencana yang telah disusun oleh banyak perusahaan terlalu bergantung pada bagaimana menangani emisi melalui metode yang tak dapat diandalkan daripada menetapkan target khusus untuk mencegah polusi sejak awal.

“Kami mulai mengungkap sebanyak mungkin praktik baik yang dapat ditiru, tetapi kami terus terang terkejut dan kecewa dengan integritas keseluruhan klaim perusahaan,” menurut Thomas Day, penulis utama studi baru yang dirilis oleh lembaga nirlaba NewClimate Institute, mengatakan dalam sebuah pernyataan.

Laporan tersebut menyebut raksasa teknologi dan perusahaan lain yang beroperasi di sektor-sektor seperti pengiriman dan ritel, terutama janji iklim Amazon dan Google berada di peringkat “integritas rendah”. Sementara, Apple dan Sony bernasib lebih baik, dengan peringkat “integritas sedang” untuk janji iklim. Sayangnya, tak satu pun dari 25 perusahaan menerima peringkat “integritas tinggi”.

Perusahaan dinilai berdasarkan seberapa jelas tujuan iklim mereka, seberapa terbuka mereka tentang emisi mereka, dan seberapa banyak mereka mengurangi polusi itu dan bagaimana mengandalkan penyeimbangan kontroversial.

Rata-rata, perusahaan hanya memiliki rencana untuk mengurangi polusi pemanasan planet mereka sebesar 40 persen meskipun berjanji untuk mencapai emisi nol bersih.

Kata “bersih” dalam janji iklim yang disuarakan membuat upaya iklim perusahaan tampak lebih mengesankan daripada sebenarnya. Perusahaan dapat mencapai tujuan iklim nol bersih dengan mengurangi beberapa polusi CO2 mereka dan menggunakan taktik lain untuk mencoba menghilangkan efek negatif dari emisi yang terus mereka hasilkan.

Beberapa perusahaan hanya mencoba mengimbangi emisi dengan melakukan penanaman pohon atau hutan yang secara alami menarik CO2, meskipun itu adalah strategi yang sering gagal memberikan pengurangan karbon dioksida jangka panjang yang menumpuk di atmosfer.

Masalah besar lainnya melihat beberapa janji perusahaan tak mencakup semua emisi gas rumah kaca yang menjadi tanggung jawab perusahaan. Sasaran iklim paling ambisius sebenarnya dinilai jika perusahaan mampu menangani emisi dari seluruh rantai produksi hingga penggunaan produknya.

Untuk perusahaan teknologi, itu mungkin termasuk polusi dari sumber bahan dan pembuatan perangkat, dari menjalankan pabrik atau pusat data, dan dari konsumen yang menggunakan produk atau layanannya bahkan hasil akhir dari sampah elektroniknya.

Laporan tersebut secara spesifik juga menyalahkan Amazon karena tak menetapkan target yang jelas untuk berapa banyak polusi gas rumah kaca yang benar-benar akan dikurangi demi mencapai tujuannya emisi nol bersih pada tahun 2040.

Setelah perusahaan mengumumkan tujuan nol bersih pada tahun 2019, emisi karbon dioksida masih tumbuh sebesar 19 persen pada tahun berikutnya ketika bisnisnya berkembang pesat selama pandemi.

Sementara itu, Google mengatakan bahwa mereka telah menetralisir semua emisi karbonnya sejak 2007. Namun menjadi netral karbon melalui penggunaan offset. Pada tahun 2030, ia berencana untuk “beroperasi bebas karbon.”

Sementara, laporan baru menunjukkan kalau strategi iklimnya terlalu fokus pada penggunaan listrik perusahaan. Itu tak termasuk memperhitungkan sebagian besar emisi perusahaan, yang berasal dari rantai produksinya dan penggunaan produk serta layanannya.

Baik Google dan Amazon membantah peringkat laporan tersebut pada The Verge. Google mengklaim mereka memiliki target pengurangan emisi lebih dari 50 persen di seluruh operasi perusahaan sebelum 2030. Di sisi lain, Amazon mengatakan kepada The Verge bahwa mereka “tak membuat klaim nol bersih berdasarkan offset.”

Apple, yang mendapat skor lebih tinggi dalam laporan tersebut, memiliki sasaran iklim yang akan mengurangi emisinya sebesar 62 persen antara 2019 dan 2030 di seluruh operasi dan rantai nilainya.

Laporan itu menyebut bahwa rencana Apple sudah cukup komprehensif dan telah menyebabkan penurunan emisi yang signifikan dalam beberapa tahun terakhir. Tetapi perusahaan dapat berbuat lebih banyak untuk mengurangi emisi dari penggunaan produknya.

Sony telah berkomitmen untuk mencapai nol emisi pada tahun 2050. Perusahaan meluncurkan “Road to Zero” pada tahun 2010 dan telah memperbarui strateginya setiap lima tahun. Namun, kemajuan Sony tampaknya terhenti karena emisinya sebagian besar tetap tak berubah sejak 2017, catatan laporan itu.

Baik Sony maupun Apple tak memberikan komentar tentang laporan baru tersebut.

Total
0
Shares
Previous Article

Mengapa Seseorang Dapat Positif Covid-19 Lebih dari Satu Kali?

Next Article

Kasih Driver Bintang Satu, Ini Tanggapan Gojek

Related Posts

Total
0
Share