Follow

SIGN UP TO OUR NEWSLETTER

Get notifications from this website

Nenek Moyang Gurita Diberi Nama Presiden AS Joe Biden

Rekonstruksi artistik spesies Cephalopoda Syllipsimopodi bideni, yang fosilnya ditemukan di Montana, menghuni lingkungan laut di bawah teluk tropis berusia 328 juta tahun selama Periode Karbon. Foto: K. Whalen/Christopher Whalen/via REUTERS

Sebuah fosil gurita purba dalam koleksi Invertebrate Paleontology milik Royal Ontario Museum kini memiliki nama ilmiah baru. Spesies itu dinamai Syllipsimopodi bideni, sebagai penghormatan untuk Presiden AS Joe Biden.

Seekor hewan purba menyerupai gurita mati di wilayah yang kini dikenal sebagai Montana, AS, pada 328 juta tahun lalu. Bangkainya kemudian memfosil di batu kapur.

Tim ahli paleontologi dari American Museum of Natural History dan Yale University mempelajari sisa-sisa fosil, termasuk memberikan nama Biden untuk nenek moyang gurita itu. Hasil risetnya telah dipublikasi di jurnal Nature Communications pada Selasa (8/3).

Syllipsimopodi bideni terbilang unik karena ia memiliki 10 lengan, dengan dua tangannya lebih panjang dibanding delapan tangan lainnya. Karakteristik tersebut berbeda dengan 300 spesies gurita yang telah diketahui sains, yang punya ciri-ciri delapan lengan.

Fosil spesies Cephalopoda Syllipsimopodi bideni – kerabat tertua gurita saat ini yang diketahui – ditemukan di Montana dan berasal dari 328 juta tahun lalu selama Zaman Karbon. Foto: AMNH/S. Thurston/via REUTERS

Fosil milik Royal Ontario Museum ini terawetkan dengan baik. Di sisa bangkainya yang membatu memperlihatkan dua baris paralel pengisap di atas dan di bawah setiap lengan.

S. bideni memiliki panjang sekitar 12 sentimeter dengan tubuh berbentuk torpedo dan penampilan seperti cumi-cumi, meski ia tak terkait erat dengan cumi-cumi. Gurita purba ini merupakan vampyropod, nenek moyang gurita modern dan cumi-cumi vampir, tertua yang diketahui memiliki pengisap, memungkinkan lengannya menangkap mangsa dan menggenggam objek dengan lebih baik.

Fosil itu sangat mengubah pemahaman kita tentang bagaimana gurita berevolusi dan menunjukkan bawah anggota paling awal dari kelompok itu secara dangkal menyerupai cumi-cumi hidup.

Christopher Whalen, ahli paleontologi dan pemimpin riset dari American Museum of Natural History dan Yale University

Tubah gurita yang lunak biasanya tidak memungkinkan untuk terjadinya fosilisasi, sehingga mempersulit penelitian tentang evolusi gurita. Gurita dikenal karena penampilannya yang unk, dengan kepala bulat, mata besar dan rahang seperti paruh.

Mereka mahir kamuflase, mengubah warna hingga teksturnya meniru lingkungan sekitar, dan dapat mengarahkan tubuhnya masuk ke celah kecil di karang. Gurita juga bisa menggunakan alat untuk memecahkan masalah.

“Gurita adalah invertebrata paling cerdas, dan di antara hewan paling cerdas secara keseluruhan. Sangat menarik untuk melihat apa yang dimulai hewan unik ini dari evolusi,” tambah Whalen, seperti dikutip Reuters.

Para peneliti menamai nenek moyang gurita itu S. bideni. Nama genus berasal dari bahasa Yunani yang berarti ‘kaki yang dapat memegang’, karena cephalopoda tertua itu diketahui punya kaki pengisap. Pemberian nama tersebut sekaligus untuk merayakan pelantikan Presiden AS ke-46, Joe Biden .

Total
0
Shares
Previous Article

Hasil Pertandingan Manchester United vs Tottenham: 3-2

Next Article

Bareng Sang Ibu, Lady Gaga Luncurkan Kursus Mental Online Gratis

Related Posts

Total
0
Share