Microsoft lagi-lagi mendesak pengguna untuk berhenti menggunakan browser Internet Explorer yang sudah ketinggalan zaman. Di sisi lain, perangkat lunak tersebut semakin mendekati masa pensiunnya.
Perusahaan memberi tahu pengguna kalau Internet Explorer 11 akan dihentikan dari Windows 10 pada Juni 2022, dan akan digantikan Microsoft Edge. Kemungkinan, banyak pengguna yang sudah cinta mati dengan Internet Explorer.
Microsoft Edge adalah Masa Depan
“Seperti yang diumumkan sebelumnya, masa depan Internet Explorer di Windows ada di Microsoft Edge,” kata Microsoft dalam pengumuman perusahaan.
“Aplikasi desktop Internet Explorer 11 (IE11) akan dihentikan pada tanggal 15 Juni 2022, untuk versi Windows 10 tertentu. Artinya, aplikasi desktop IE11 tak akan lagi didukung dan selanjutnya akan dialihkan ke Microsoft Edge jika pengguna mencoba untuk mengaksesnya.”
Meskipun begitu, Microsoft mengatakan pengguna masih bisa menggunakan mode Internet Explorer (mode IE) dalam Microsoft Edge untuk saat ini. Mode IE bertujuan untuk mendukung situs web dan aplikasi lawas dalam Microsoft Edge hingga nantinya bisa dipindahkan ke perangkat lunak baru.
Microsoft pertama kali mengumumkan rencana menghentikan untuk support Internet Explorer 11 di Windows 10 dan Microsoft 365 pada Agustus 2020. Sejak saat itu, perusahaan secara bertahap menghapus layanan untuk perangkat lunak tersebut.
Batas waktu pensiun Microsoft 365-nya berlalu pada Agustus 2021, meskipun beberapa aplikasi mungkin masih berfungsi melalui browser, layanan pengguna sudah sangat berkurang.
Fitur eksternal juga telah ditarik. Google Searching menarik support untuk Internet Explorer pada Oktober 2021, membuat browser itu bergantung pada pencarian Bing internalnya sendiri. Sementara itu, support untuk Docs, Spreadsheet, Slide, dan Google Workspace lainnya dihapus pada Maret 2021.
Microsoft Edge terus mengalami kinerja kuat di pasar browser global, angka terbaru penggunaannya hampir melampaui Safari milik Apple.
Angka StatCounter terbaru menunjukkan bahwa Microsoft Edge sekarang digunakan pada 9,54 persen desktop di seluruh dunia, tepat di belakang Safari yang mencatatkan penggunaan sebesar 9,84 persen, meskipun keduanya masih jauh di belakang pemimpin pasar Google Chrome pada 65,38 persen.
