Follow

SIGN UP TO OUR NEWSLETTER

Get notifications from this website

Mengenal Istilah Flexing Seperti yang Dilakukan Song Ji A

Photo: Berbagai sumber

Saat ini gencar orang-orang memamerkan barang-barang atau juga disebut dengan istilah flexing di sosial media. Tidak sedikit orang akan merasa lebih percaya diri ketika menunjukkan barang-barang eksklusif yang dimilikinya.

Beberapa waktu terakhir, Song Ji A atau dikenal Freezia menjadi salah satu influencer yang ingin dikenal sebagai anak muda yang kaya. Tidak jarang dirinya menunjukkan barang bermerek di Instagramnya meskipun sebagian barang tersebut adalah palsu.

Apa yang dimaksud dengan flexing dan kapan perilaku tersebut dimulai? Yuk simak artikelnya di bawah ini!

Awal Mula Munculnya Flexing

Photo : Pexels

Perilaku memamerkan harta kekayaan sebenarnya sudah ada sejak akhir abad ke-19. Pernyataan tersebut disebutkan dalam sebuah buku karya Thorstein Veblen bertajuk The Theory of the Leisure Class: An Economic Study in the Evolution of Institutions.

Sementara istilah flexing menjadi populer beberapa tahun terakhir karena kakak beradik Rae Sremmurd menciptakan lagu bertajuk No Flex Zone (2014). Lagu tersebut menceritakan kisah orang-orang yang berada di tempat yang santai dan menjadi dirinya sendiri tanpa harus memamerkan harta kekayaannya.

Saat ini, flexing dikenal sebagai salah satu sikap negatif yang memaksakan diri agar terlihat kaya dan glamor. Sikap tersebut terkadang membohongi publik dengan barang yang diunggahnya di sosial media, baik dengan barang palsu maupun hanya meminjam barang orang lain.

Perilaku Flexing Tidak Selalu Tunjukkan Kurangnya Kepercayaan Diri

Photo : Pexels

Dilansir dari Strategy Lab, dalam buku karya Martin Lindstrom bertajuk Brandwashed – Tricks Companies Use to Manipulate Our Minds and Persuade Us to Buy bahwa anak-anak dengan kepercayaan diri yang rendah cenderung membeli barang-barang yang mahal dan mewah.

Lindstrom juga menyebutkan jika semakin besar brand yang dipamerkannya maka semakin rendah kepercayaan diri seseorang. Bahkan perilaku flexing tersebut digunakan untuk menunjukkan kepada orang lain bahwa dirinya memiliki harta.

Dilansir dari Psycology Today, penelitian lain menunjukkan bahwa perilaku flexing yang diunggah di sosial media termasuk wajar dilakukan asalkan tidak berlebihan. Hal tersebut tergantung dari pencapaian yang selama ini telah ia lakukan.

Selain itu, flexing atau memamerkan harta kekayaannya di sosial media memiliki maksud untuk meningkatkan kepercayaan dirinya.

Dampak Flexing Bagi Para Publik Figur

Budaya flexing bukan hanya merambah Korea seperti YouTuber Freezia saja, perilaku ini juga banyak dilakukan oleh beberapa influencer maupun selebriti Indonesia. Bahkan budaya flexing ini sangat populer untuk beberapa tahun terakhir.

Sebagai contoh tentang membeli mobil seharga ratusan miliar rupiah, menunjukkan tas branded seharga ratusan juta rupiah hingga room tour.

Fenomena room tour maupun memamerkan barang-barang di sosial media seperti YouTube dan Instagram diketahui sangat membahayakan bagi pemiliknya.

Orang lain akan dengan mudah mengetahui kehidupan orang tersebut bahkan tata letak barang mewah yang riskan terjadi pencurian. Bukan hanya membayakan keamanan di dunia nyata, perilaku tersebut juga bisa membahayakan dirinya di dunia maya.

Demikian penjelasan tentang flexing yang populer beberapa tahun terakhir di kalangan influencer maupun selebriti di dunia. Sementara itu, perilaku tersebut boleh saja dilakukan namun harus memiliki batasan agar privasi tetap terjaga dengan baik.

 

Total
0
Shares
Previous Article

Sony Akuisisi Publisher Game Bungie

Next Article

Tambah Sinopharm, Inilah Enam Vaksin Booster yang Disetujui BPOM

Related Posts

Total
0
Share