Jakarta telah melewati puncak kasus omicron pada 6 Februari 2022, yakni 15 ribu kasus sehari. Setelah itu, kasus corona terus turun dan tak pernah melewati jumlah itu.
Penurunan itu juga tampak dalam satu pekan terakhir. Jumlah tes meningkat, tapi kasus turun. Ini menunjukkan penyebaran COVID-19 makin terkendali karena positivity rate otomatis akan turun.
Berdasarkan data yang dikutip dari instagram @dkijakarta, pada periode 7 sampai 13 Februari 2022, DKI mencatat ada 79.831 kasus positif yang ditemukan. Kasus ini terdeteksi dari tes PCR berjumlah 360.202.
View this post on Instagram
Angka ini berkurang sebanyak 0,58 persen jika dibandingkan dengan kasus pada periode 31 Januari 2022 sampai 6 Februari 2022 yang tercatat ada sebanyak 80.300 kasus. Di periode ini, jumlah tes lebih sedikit, yakni 315.916.
Terhitung sejak varian Omicron memasuki Indonesia per 16 Desember 2021 lalu, Jakarta memang sempat dihadapkan dengan lonjakan kasus harian yang cukup tinggi, bahkan sampai menyentuh angka 15 ribu kasus per hari.
Tingkat penyebaran varian omicron yang lebih tinggi jika dibandingkan dengan varian delta menjadi salah satu penyebab lonjakan kasus COVID-19 di Jakarta setelah sempat melandai September tahun lalu.
Meskipun demikian, angka positivity rate pekan ini masih berada di angka 22,16 persen. Angka ini masih berada di atas batas minimum yang ditetapkan oleh WHO, yaitu sebesar 5 persen.
Sebelumnya, Menko Marves Luhut Binsar Panjaitan juga mengatakan dengan adanya temuan penurunan kasus ini, DKI Jakarta diprediksi sudah berhasil melewati puncak gelombang 3 Corona.
“Tren kasus di DKI Jakarta menunjukkan tanda-tanda mulai melewati puncaknya (Omicron). Baik kasus harian, kasus aktif, maupun rawat inap, tunjukkan penurunan,” kata Luhut dalam konpers PPKM di YouTube Setpres, Senin (14/2).